Senin, 14 Juli 2008

DIES NATALIS

Keeping free and positive spirits. Sebuah kalimat yang sangat familiar dan selalu diingat mahasiswa aksi. Tentunya karena kalimat itu menjadi tema pada puncak acara perayaan dies natalis aksi yang kedua. Acara yang diselenggarakan pada hari rabu tanggal 30 April 2008 berlangsung sangat meriah dan cukup menghibur teman – teman semua. Tepat pukul 8 malam acara dimulai, meskipun terjadi pengunduran waktu beberapa saat tapi hal ini bukan menjadi halangan yang berarti.

Acara yang diketua oleh Siti Nuraeni ato Eni dibuka oleh pasangan presenter yang kompak, Okta dan Risang “goreng” dengan membacakan susunan acara yang akan belangsung. Dengan mengucap salam oleh kedua presenter, acara dies natalis pun resmi dimulai. Dilanjutkan dengan sambutan oleh Eny selaku penanggung jawab kegiatan ini. Acara dilanjutkan dengan sambutan yang di sampaikan oleh ibu Indah selaku Kaprodi yang mewakili seluruh dosen Akuntansi. Acara ulang tahun kurang berkesan tanpa adanya potong kue. Tak ada roti, tumpeng pun jadi. Tumpeng pun di potong dan secara simbolik diserahkan kepada kepada penanggung jawab acara oleh ibu Indah.

Malam semakin larut, udara semakin menusuk, suasana taman pancasila semakin ramai seiring datangnya para penonton terutama anak - anak aksi. Pergantian pemain..ups.. maksudnya pergantian presenter pun menambah semarak acara dies natalis hima aksi. VJ “Della” dan VJ “Wildan” membawa suasana menjadi lebih seru ‘n asyik pastinya. “Inisial y” yang merupakan band pembuka acara dies pun tak mau kalah. Mereka menggebrak panggung dengan membawakan lagu yang membangkitkan semangat. Band – band yang tampil malam itu adalah Inisial Y, fajar band, totok ’n friends, rewo-rewo band, the apes, billy ’n friends.. Band – band ini untuk bisa manggung di acara aksi perlu melewati proses seleksi, tapiiiiiii karena pas mau seleksi hujan gak ada ojek dan jadinya becek…jadinya yah..langsung maen aja. Meskipun begitu penampilan mereka sangat memuaskan

Aliran yang diusung pun macam – macam, mulai lagu yang pelan sampe lagu yang keras. Lagu yang jadi “soundtrack of the day” atau yang paling banyak dinyanyikan adalah lagu punya D’massive, Cinta ini membunuhku... slamat ya untuk D’Massive.... Ditengah acara dilakukan pembagian tropi kepada para juara lomba basket yang juga rangkaian acara diesnatalis. Penyerahan piala dilakukan oleh ibu Indah dan bapak Djazari.

Bintang tamu yang mengisi acara ini diimpor langsung dari anak – anak Sicma Uny. The complicated dan Ice cream band. The complicated membawakan lagu – lagu dengan skill bermain yang bisa dikatakan sudah berpengalaman. Untuk menambah kemeriahan dies, didatangkan freestyler BMX yang melakukan atraksi yang berbahaya. Mereka melompati 3 orang yang secara sukarela tiduran untuk dilompati. Tontonan ini membuat acara semakin meriah dan penonton semakin bersemangat. Agar para penonton puas, maka doorprize dibagikan untuk mereka yang berani – berani tidur dengan sukarela dan dilompati pra freestyler. Ice cream band juga tidak kalah dalam mengisi acara semua terhibur dan larut dalam dinginnya malam....sampe-sampe gak kerasa lagi dinginnya

Acara tidak berhenti sampai disitu, masih ada lagi band yang menjadi kebanggaan aksi Rekhast Band.. Band ini menyanyikan lagu dengan penuh semangat, melebihi semangat perang pejuang... Malam pun sudah menunjukkan pukul 12 malam, saatnya acara selesai. Meskipun berat untuk mengakhiri acara tapi mau bagaimana lagi…… Tapi., penutupan acara dibuat semeriah mungkin yakni dengan acara kebanggaan aksi yang selalu dilakukan oleh para pendahulu... pesta kembang api…. Hhm…. Indah banget., langit yang bertabur bintang bertambah indah dengan adanya percikan – percikan cahaya dari kembang api. Semua terpesona dan berdecak kagum. ..etis.. gak cuma sampai disitu aja.. di akhir acara , para panitia mengadakan acara sendiri yaitu makan tumpeng bareng.. Tanpa piring ato sendok semua panitia langsung menyerbu tumpeng kaya macan mau nerkam mangsanya.. Ga ada kata malu ato jijik.. mereka makan dengan lahapnya. Dan acara dies benar-benar berakhir dengan acara evaluasi panitia. Itha(red)

0 komentar: